Urutan Turunnya Al-Quran: 1. tanggal 27 Rajab ; turunnya 5 ayat dari surat Al-‘Alaq. 2. dari awal Bi’sat sampai pertengahan bulan Ramadhan; beberapa ayat dari surat Muzammil, Qalam, dan Mudatsir. 3. bulan Ramadhan Al-Quran secara menyeluruh turun pada hati nabi SAWW, pada turunnya kali ini, dimulai dari surat Al-Fatihah.
Surat Al Alaq 1 5 Berkaitan Dengan Sifat Surat al-’Alaq ayat 1-5 adalah surat Al-Qur’an yang pertama kali turun. Selain nama al-’Alaq, surat ini juga diberi bernama surat Iqra’. Bahkan pada zaman sahabat, surat ini terkenal dengan nama surat Iqra’ Bismi Rabbika. Begitu kurang lebih penjelasan M. Quraish Shihab. Memang surat ini populer sebagai surat yang mengajak kaum muslimin untuk mengetahui/belajar tentang banyak hal membaca. Namun, bagaimana jika dilihat dari keseluruhan lima ayat tersebut? Inilah yang akan penulis bahas “tipis-tipis” pada artikel kali ini. Adapun beberapa pokok penting yang dikandung kelima ayat tersebut adalah sebagai berikut Membaca Perintah membaca tertuang dalam ayat ane-3, yaitu, “Bacalah dengan nama Tuhan Pemeliharamu yang mencipta. Dia adalah Tuhan yang telah menciptakan manusia dari alaq sesuatu yang berdempet di dinding rahim.Bacalah dan Tuhan Pemeliharamu Maha Pemurah.” Pada ayat pertama, Allah menyebutkan perintah dengan sangat jelas, “Bacalah!.” Membaca adalah hal yang terpenting yang harus dilakukan seseorang. Para ulama banyak berkata, ketiadaan obyek pada perintah ini menunjukkan bahwa obyeknya bisa apa saja. Ada pengulangan kata “Iqra’” pada ayat-ayat di atas. Menurut al-Maraghi, pengulangan ini menegaskan bahwa secara umum kegiatan membaca baru akan membuahkan hasil jika dilakukan secara demikian, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan yang harus dilakukan berulang-ulang. Bukan saja karena memang banyak yang belum dan perlu kita ketahui, namun juga karena biasanya kita akan bisa memahami dengan apa yang dibaca setelah berulang-ulang kali membaca. Sehingga, tak pantas kita berputus asa jika kegiatan membaca/belajar yang kita kerjakan belum membuahkan hasil. Bersandar kepada Tuhan Kegiatan membaca harus selalu dilandasi dengan penuh kesadaran bahwa apa yang dilakukan itu senantiasa berkaitan dengan kehendak dan kekuasaan Tuhan. Hal ini tersirat dari potongan ayat بِاسْمِ رَبِّكَdengan nama Tuhanmu. Begitu kurang lebih menurut Wahbah al-Zuhaili. Pada ayat di atas, Allah menggunakan رَبِّكَ Tuhanmu, bukan nama Allah secara langsung. Hal ini menurut Fakhruddin al-Razi mempunyai makna perintah untuk beribadah. Lebih lanjut, menurutnya, sifat al-zat sifat suatu zat tidak mewajibkan sesuatu, yang mewajibkan terjadi/adanya suatu hal adalah sifat al-fi’il sifat suatu kata kerja. Dengan semangat ibadah dan melibatkan Allah dalam kegiatan membaca, agaknya seseorang tidak akan mungkin menjadi sombong nantinya, berkat membaca, ia benar-benar paham dan pintar. Menulis Perintah menulis bisa tersirat dari ayat keempat, “Yang mengajar dengan pena”. Dalam Tafsir Marah Labid, dijelaskan suatu riwayat tentang pertanyaan dari Abdullah bin Umar kepada kepada Nabi Saw., “Wahai Rasulullah, apakah aku harus menulis hadis yang aku dengar darimu?”. Beliau menjawab,“Iya, karena sesungguhnya Allah mengajarkan dengan pena”. Dialog di atas bisa menjadi pengeleng-eleng peringatan kepada kita bahwa informasi penting yang kita dapatkan haruslah ditulis. Tujuannya jelas, agar tidak hilang. Wahbah al-Zuhaili mengatakan, “Jika tak ada kegiatan tulis-menulis, maka ilmu akan hilang, atsar dampak-dampak agama tak akan berbekas, kehidupan tak akan berjalan baik, aturan tak akan menetap selalu berubah-ubah. Menulis adalah pengikat ilmu dan pengetahuan.” Selain anjuran mengetahui banyak informasi lewat membaca, seorang muslim melalui ayat ini nampaknya juga diajak/diperintahkan untuk menulis apa yang telah ia pelajari. Bukan saja sebagai bentuk dokumentasi atas apa yang ia ketahui, namun lebih kepada agar pengetahuannya juga bisa dinikmati oleh orang lain. Mengajar Perintah membaca ini terambil dari penafsiran mengapa perintah “iqra’” dalam surat ini diulang. Ini sebagaimana yang dijelaskan Fakhruddin al-Razi dalam tafsirnya, yang salah satu maknanya adalah iqra’ pertama untuk diri sendiri dan iqra’ kedua untuk disampaikan. Agaknya ini juga bisa diambil dari apa yang dilakukan Allah Swt. dengan mengajar manusia, sebagaimana tertulis pada ayat keempat dan kelima, “Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. Walhasil, dari penjelasan ini kita semakin paham betapa Islam menghendaki umatnya untuk menjadi manusia pembelajar, yang tidak saja membaca, namun juga mengajarkan apa yang telah ia ketahui kepada siapa saja yang membutuhkan. Wallahu a’lam. 1000. Nurul Huda Mahasiswa Pascasarjana IAT di IIQ Djakarta + posts Alumnus Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta. Surat Al Alaq 1 5 Berkaitan Dengan Sifat Source
Baca dan dengar Surah Al-'Alaq . Surah ini diturunkan di Mekah , susunan yang ke 96 dalam Al-Quran. Nasihat: cuba navigasi dengan ctrl K. 1 Al-Fatihah. 2 Al Ilustrasi Surat Al Alaq dalam Alquran. Foto UnsplashSurat Al Alaq adalah surat pendek ke-96 dalam Alquran yang terdiri dari 19 ayat. Surat ini tergolong ke dalam kelompok surat Makkiyah atau ayat-ayat Alquran yang turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke 1 sampai 5 dalam surat Al Alaq merupakan ayat Alquran yang pertama kali turun. Ayat 1 sampai 5 surat Al Alaq diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada tanggal 17 Ramadan di Gua Hira lewat perantara Malaikat Alaq memiliki arti segumpal darah. Melalui surat Al Alaq, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk mencari tahu siapa penciptanya dan memuliakan-Nya dengan segala kemampuan. Tak hanya itu, manusia diwajibkan untuk senantiasa selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai kandungan surat Al Alaq ayat 1-5. Bacaan Surat Al Alaq ayat 1-5Ilustrasi Membaca Surat Al Alaq. Foto UnsplashBerikut bacaan surat Al Alaq lengkap disertai dengan arab, latin, dan بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١"Iqra` bismi rabbikallażī khalaq".Artinya Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - ٢ "Khalaqal-insāna min 'alaq".Artinya Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ - ٣ "Iqra` wa rabbukal-akram".Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ - ٤ "Allażī 'allama bil-qalam".Yang mengajar manusia dengan pena. عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ - ٥ "Allamal-insāna mā lam ya'lam".Dia mengajarkan manusia apa yang tidak Surat Al Alaq ayat 1-5Ilustrasi Surat Al Alaq dalam Alquran. Foto UnsplashDari penafsiran para ahli, lima ayat di atas mengandung hikmah yang dapat dijadikan bekal kehidupan selama di dunia. Berikut penjelasannya. 1. Selalu Menyebut Nama AllahKandungan pertama adalah memerintahkan kepada manusia bahwa dalam setiap kegiatan sebaiknya selalu menyebut dan menyertakan Allah SWT. Dengan cara ini, keimanan seseorang akan meningkat karena segala aktivitas yang dilakukan murni karena Allah Membiasakan Diri untuk MembacaMembaca merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Dalam ayat di atas, tidak ada perintah secara khusus untuk harus membaca tulisan maupun buku. Membaca yang dimaksud dalam skala yang lebih besar, yaitu membaca keadaan sosial dan lingkungan sekitar. Tujuannya agar dapat melatih diri untuk meningkatkan kepekaan, rasa empati, dan kepedulian terhadap sesama. 3. Selalu Berusaha dan Tidak Mudah MenyerahTidak semudah yang dibayangkan saat Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad. Ia terus berusaha menuntun Nabi Muhammad agar mampu mengikuti bacaan yang disampaikannya hingga Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan menulis, akan tetapi Allah SWT senantiasa membantu dan menolong hambanya yang selalu berusaha, berdoa, dan berserah diri kepada-Nya. .