Jelaskanbagaimanakah cara memaksimalkan penggunaan input pertanian (pupuk dan pestisida) dengan mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. 2. Jelaskan sejarah awal berkembangnya alat dan mesin pertanian. Sistem perdagangan seringkali ditemukan berubah menjadi bentuk konsinyasi. 62 Sehingga produsen tidak dapat menjual barangnya dengan
Anda pasti pernah melihat pedagang kuliner pinggir jalan yang berjualan kerupuk berwadah plastik. Biasanya, makanan penyempurna hidangan tersebut ditaruh begitu saja di tempat konsumen makan atau dekat tempat masak si penjual. Namun, tahukah Anda jika kerupuk tersebut seringkali hanyalah titipan dari penjual aslinya di kedai tersebut? Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari praktik jual beli yang banyak diaplikasikan oleh pedagang kecil atau pemula. Praktik menitipkan barang atau produk jualan kepada penjual lain ini memiliki istilah bisnisnya tersendiri. Istilah itu disebut sebagai konsinyasi atau komisioner. Meski banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, tak sedikit orang yang belum mengetahui tentang istilah dunia bisnis tersebut. Padahal, jika mengerti cara kerjanya dengan baik, bukan tidak mungkin bisnis yang sedang dirintis dapat berkembang lebih cepat. Konsinyasi sendiri telah banyak dipraktikkan oleh pebisnis di Indonesia, terutama di industri kuliner atau kudapan kecil. Nah, bagi Anda yang berencana untuk menggeluti bisnis tersebut, tidak ada salahnya mempelajari arti dan sistem konsinyasi. Mengenal Arti Konsinyasi Sumber Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, konsinyasi adalah istilah bisnis yang banyak dipraktikkan oleh pengusaha di Indonesia. Namun, kebanyakan masyarakat belum mengetahui bahwa praktik usaha tersebut dikenal dengan istilah konsinyasi. Secara umum, yang dimaksud dengan konsinyasi adalah praktik dagang yang terjadi antara pedagang utama yang menitipkan barang jualan kepada penjual lainnya. Biasanya, pedagang utama tersebut menitipkan dagangan ke tempat jualan umum, seperti toko kelontong, kantin, dan juga warung makan. Dalam kegiatan konsinyasi, pedagang utama atau pihak yang menitipkan barang disebut sebagai konsinyor. Sedangkan, untuk pengelola toko atau pihak yang menerima produk dagang titipan untuk kemudian dijual kembali tersebut dikenal sebagai komisioner atau konsinyi. Untuk barang titipan yang diperdagangkan di pihak konsinyi bisa disebut sebagai barang konsinyasi. Biasanya, sebelum konsinyor menaruh dagangan di pihak konsinyi, kedua belah pihak pasti melakukan perjanjian tentang syarat berjualan. Tak hanya itu, agar tidak ada pihak yang dirugikan pasca perjanjian disetujui, harga jual dari barang yang dititipkan pun akan ditentukan. Jadi, kedua belah pihak dapat mengeruk keuntungan dari sistem bisnis tersebut. Peran Konsinyasi bagi Kemajuan Bisnis yang Baru Dirintis Tak dapat dipungkiri jika tujuan utama seseorang menggeluti dunia wirausaha adalah untuk mendapatkan untung sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, dalam fase awal berbisnis, pengusaha tidak bisa langsung menggaet minat konsumen tanpa mengenalkan produk yang dijajakan terlebih dahulu. 1. Membuat Produk Dagangan Mudah Dikenal Oleh sebab itulah mengapa praktik konsinyasi ini banyak dilakukan oleh pebisnis yang sedang merintis usahanya. Pasalnya, dengan menitipkan barang dagangan ke tempat yang lebih dulu beroperasi dan memiliki banyak pelanggan, produk dari bisnis tersebut akan lebih mudah dikenal masyarakat. Akan tetapi, konsinyor harus rela memangkas harga penjualan karena harus memberi celah bagi konsinyi untuk bisa mendapatkan untung juga. Dengan begitu, kedua pihak dalam kerjasama bisnis konsinyasi tersebut sama-sama diuntungkan. 2. Bisnis Menjadi Cepat Populer Secara logika, jika produk yang dijajakan berkualitas dan banyak disukai oleh konsumen, tak butuh waktu lama praktik konsinyasi akan membuat bisnis menjadi populer. Bila perlu, ajak pihak konsinyi untuk menyampaikan masukan yang didapatkan dari pembeli produk agar bisa meningkatkan kualitas barang dagangan. Jadi, sembari mengenalkan produk kepada masyarakat, Anda juga bisa memperbaiki kekurangan yang ada dalam bisnis. Baca Juga Seluk Beluk Budidaya Ikan Lele, Mulai Dari Modal Hingga Untung yang Bisa Didapatkan! 6 Tips dalam Praktik Bisnis Konsinyasi Dilihat dari perannya, konsinyasi mampu memberikan keuntungan bagi pebisnis yang ingin mengenalkan produk jualannya kepada pasar. Namun, jika tidak memahami tata cara yang tepat, bukan tidak mungkin bisnis ini akan menjadi pedang bermata dua. Alhasil bisnis yang sedang dirintis pun menjadi terancam keberlangsungannya. Agar hal tersebut tidak terjadi, terdapat beberapa tips yang wajib diketahui dalam praktik bisnis konsinyasi. Dijamin dengan memahami tips-tips ini, risiko buruk dari praktik bisnis tersebut akan lebih kecil terjadi. 1. Pilih Produk yang Banyak Disukai Tips pertama adalah menentukan produk yang banyak disukai oleh konsumen. Hal ini penting untuk dilakukan karena praktik konsinyasi tidak akan efektif jika produk yang dititipkan tidak banyak disukai oleh pasar. Sebagai contoh, Anda tinggal di daerah yang panas dan kering. Berdasarkan informasi tersebut, produk berupa minuman dingin yang menyegarkan pasti banyak dicari oleh konsumen. Jadi, Anda dapat menitipkan produk minuman dingin kepada konsinyi agar dibeli oleh pelanggannya. 2. Survei Lokasi Selanjutnya, tips dalam melakukan konsinyasi adalah menyurvei terlebih dahulu lokasi yang akan dipilih untuk menitipkan barang dagangan. Anda tentu tidak boleh memilih toko atau warung dengan konsep yang tidak berhubungan sama sekali dengan produk yang dititipkan. Jika produk yang ingin dipasarkan berhubungan dengan kuliner, maka Anda bisa menitipkannya di tempat makan atau kantin sekolah dan perkantoran. Saat tempat penitipan dan produk yang dititipkan berkaitan satu sama lain, besar kemungkinan konsumen akan melirik merek bisnis yang sedang dikembangkan. 3. Saling Percaya Lanjut ke tips ketiga, salah satu kunci konsinyasi berjalan dengan sukses adalah kepercayaan antara kedua pihak yang bersangkutan. Artinya, jika pelaku jenis jual-beli ini saling kenal dan memiliki jalinan komunikasi bisnis yang baik, tingkat keberhasilannya bisa dibilang hampir 100%. Oleh karena itu, pastikan bahwa konsinyor bekerja sama secara langsung dengan pemilik toko atau kedai agar bisa berunding perihal syarat konsinyasi. 4. Komunikasi yang Baik Selaras dengan tips ketiga, konsinyasi hanya akan bisa berlangsung lancar saat komunikasi bisnis antar pelakunya berjalan lancar. Untuk itu, saat melakukan jenis transaksi konsinyasi, pastikan untuk selalu menjaga komunikasi dengan baik. Dengan begitu, barulah konsinyor dan konsinyi mampu mempertahankan kerjasama dalam waktu yang lama. 5. Selalu Periksa Jumlah Produk yang Terjual Tips berikutnya adalah senantiasa memeriksa jumlah produk yang terjual di setiap toko secara berkala. Hal ini merupakan sikap preventif atas potensi terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh salah satu pihak. Tak hanya soal jumlah, konsinyor juga harus rutin mengontrol kualitas produk, termasuk kemasan dan tanggal kadaluwarsanya. 6. Membuat Sistem Pencatatan Barang yang Terperinci Tips terakhir adalah konsinyor diharapkan mampu membuat sistem pencatatan barang yang ada di masing-masing konsinyi. Tips ini penting untuk dilakukan karena konsinyor memiliki cukup banyak risiko kerugian karena lalai melakukan pengiriman dagangan. Baca Juga Cara Mudah Membangun Jaringan Usaha yang Luas Kelebihan Bisnis Konsinyasi bagi Konsinyor dan Konsinyi Tak hanya memberikan keuntungan bagi pihak penitip barang, praktik konsinyasi juga menjanjikan keuntungan pada pihak konsinyi. Jadi, meski lebih banyak menguntungkan konsinyor, toko atau warung yang dititipi barang dagangan tidak serta-merta mendapat tangan kosong. 1. Keuntungan untuk Pihak Konsinyor Untuk pihak konsinyor, keuntungan dari melakukan praktik konsinyasi adalah menjangkau pasar yang lebih luas tanpa harus mengucurkan dana untuk promosi. Karena ditempatkan di toko atau warung yang telah memiliki banyak pelanggan, produk yang dititipkan akan secara otomatis dilihat atau bahkan dibeli. Jadi, hanya dengan membagi keuntungan dengan pemilik toko, Anda dapat mengenalkan bisnis ke konsumen baru. Konsinyor juga bisa menekan biaya pengeluaran untuk SDM dan juga pelayanan karena kegiatan transaksi dilakukan oleh pihak konsinyi. Para pebisnis pun dapat berfokus pada pengembangan kualitas produk agar konsumen lebih mudah menerima barang dagangan. 2. Keuntungan yang Diterima Pihak Konsinyi Lanjut ke kelebihan konsinyasi bagi pihak konsinyi atau penyalur, konsinyi mampu meraup untung penjualan tanpa harus mengeluarkan modal sedikitpun. Bisa dibilang, melakukan kerjasama bisnis konsinyasi memiliki risiko yang hampir nihil bagi pihak penyalur. Menerima barang titipan juga dapat membuat toko atau warung memiliki dagangan yang lengkap. Dengan begitu, bukan tidak mungkin pihak konsinyi akan memiliki lebih banyak pelanggan yang menyukai barang titipan dari konsinyor tersebut. Kekurangan Bisnis Konsinyasi bagi Konsinyor dan Konsinyi Bagi pihak penyalur, konsinyasi tidak memiliki kelemahan. Namun, bagi pihak pemilik barang, konsinyasi memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan dari praktik bisnis ini adalah risiko kerugian yang cukup tinggi. Promosi mengenai deskripsi dan kelebihan produk pun seringkali tidak tersampaikan dengan baik kepada konsumen. Konsinyor juga harus rela menerima hasil penjualan dengan waktu yang lebih lama karena baru bisa diambil saat proses konsinyasi berikutnya atau sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui. Baca Juga Usaha Agrobisnis, Peluang Usaha Rumahan dengan Keuntungan Berlipat Manfaatkan Praktik Konsinyasi untuk Menjadi Pebisnis yang Mandiri Praktik konsinyasi adalah terobosan berbisnis bagi Anda yang ingin berwirausaha namun memiliki tanggung jawab yang tidak dapat ditinggalkan. Meski memiliki sejumlah kelemahan, bisnis ini dapat menjamin kesuksesan saat dipraktikkan dengan tepat. Oleh sebab itu, jangan takut pekerjaan utama mengganggu hasrat berbisnis Anda karena impian tersebut dapat terealisasikan dengan konsinyasi.
Salahsatu upaya perusahaan dalam mengatasi dengan penjualan konsinyasi. Penjualan konsinyasi banyak diminati karena memiliki manfaat, yaitu adanya keterbatasan modal dan resiko besar yang harus ditanggung , jika barang yang sudah mereka beli kurang laku dipasaran, merupakan strategi perusahaan untuk menjaga keseimbangan jumlah barang yang ada
Buat kamu yang sering berkecimpung di dunia pemasaran, terutama untuk produk-produk yang diproduksi dalam jumlah besar, biasanya sudah tidak akan asing lagi dengan istilah konsinyasi. Dalam perdagangan suatu produk, sistem konsinyasi sering digunakan antara Distributor dengan pengecer; atauDistributor dengan pabrik atau produsen. Banyak pelaku usaha menggunakan sistem ini karena dianggap lebih aman dan tidak beresiko daripada menggunakan sistem jual beli yang umum dilakukan. Sehingga sistem ini banyak sekali diterapkan dalam hubungan perdagangan suatu produk oleh pihak produsen maupun distributor atau pedagang grosir. Walaupun sistem konsinyasi sudah umum dan banyak digunakan dalam hubungan bisnis perdagangan, tahukah kamu apa itu konsinyasi? Apa Itu Konsinyasi? Pengertian Konsinyasi Konsinyasi adalah suatu sistem dalam hubungan perdagangan. Di mana pihak pemilik produk disebut juga consignor menitipkan produknya pada pihak yang dipercayainya untuk menjual produk tersebut dalam istilah lain disebut consignee, dan pembayaran produk tersebut dilakukan setelah produknya terjual, sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Sistem konsinyasi biasanya digunakan pada produk yang berwujud, bukan pada produk jasa atau yang bersifat abstrak. Karena dalam sistem ini harus ada bentuk nyata produk yang dititipkan. Ciri-Ciri Sistem Konsinyasi Tidak semua hubungan dagang dengan sistem pembayaran di belakang atau setelah produknya laku bisa dikategorikan sebagai konsinyasi, seperti pada produk jasa. Hubungan dagang yang menggunakan sistem konsinyasi pada umumnya memiliki ciri-ciri atau kriteria sebagai berikut. Produk yang dititipkan berbentuk barang nyata atau benda, bukan produk jasa atau layanan yang bersifat kesepakatan antara consignor atau pemilik produk dengan consignee atau penjual yang menerima titipan produk yang dititipkan sudah ditetapkan terlebih dahulu, demikian juga besarnya fee yang akan diperoleh saat produk tersebut laku umumnya sistem konsinyasi banyak digunakan pada produk dengan merek yang masih baru dan memiliki jangka waktu kadaluwarsa. Secara sederhana prinsip dalam sistem ini hampir sama dengan membeli suatu barang dengan cara dicicil, di mana si consignee seolah-olah berhutang kepada consignor. Keuntungan Menggunakan Sistem Konsinyasi Pada dasarnya kenapa sistem ini banyak digunakan dalam dunia perdagangan, faktornya adalah karena sifatnya yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Baik pemilik produk maupun penjual yang menerima titipan produk. Selain itu ada beberapa keunggulan lain dari sistem konsinyasi, yaitu Bagi pemilik produk Consignor 1. Menghemat biaya promosi Dengan mengadakan konsinyasi, otomatis produk yang dititipkan ke penjual bisa langsung terpromosikan. Penjual yang menerima titipan barang biasanya secara aktif akan berusaha menawarkan produk tersebut, sebagai produk baru kepada para pelanggannya. Karena pada sistem ini, tidak ada penjualan = tidak mendapat penghasilan. Selain itu, pada umumnya penjual yang menerima titipan barang, tidak akan keberatan jika tempatnya dipasangi poster ataupun spanduk produk yang dititipkan untuk membantu promosinya. 2. Mengurangi kebutuhan SDM Dengan menitipkan produk kepada penjual yang akan menjualkan serta melakukan promosi pasif, pemilik produk dapat saja memutuskan untuk tidak melakukan promosi aktif ataupun memasarkan langsung produknya. Dengan demikian, selain menghemat biaya promosi, hal ini juga akan mengurangi kebutuhan sumber daya manusianya. 3. Menambah jaringan pemasaran Hubungan pemilik dengan penerima produk otomatis akan menambah jaringan pemasaran produknya yang akan memperluas jangkauan pasar. Belum lagi jika penjual yang menerima titipan produk tadi juga memiliki jaringan pemasaran di bawahnya, hal ini akan membuat pemasaran produk tersebut menjadi lebih efisien. Bagi penjual yang menerima produk Consignee 1. Menghemat modal awal Dengan menggunakan sistem konsinyasi, penjual yang menerima titipan produk, tidak perlu membeli produk terlebih dahulu. Pembayarannya pun dilakukan pada jangka waktu tertentu setelah produknya terjual. Dengan demikian penjual tidak perlu mengeluarkan modal untuk membeli produk dari consignor. Selain itu, biasanya pemilik produk sudah menyediakan alat bantu promosi bersama produknya. Seperti banner, poster, dan masih banyak lagi. Sehingga penjual yang menerima titipan produk tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk alat promosi. 2. Mengurangi resiko Apabila barang yang dititipkan tidak laku, atau kadaluwarsa, produk tidak perlu dibayar dan dapat ditukarkan kembali kepada pemilik produk. Selagi stok atau persediaannya masih ada. Dengan demikian si penerima titipan produk dapat mengurangi resiko apabila produk yang dititipkan oleh pemilik produk kurang atau tidak laku. 3. Menambah jenis produk Dengan adanya penitipan, maka jenis produk yang dapat dijual consignee akan bertambah tanpa perlu mengeluarkan modal terlebih dahulu. Keberadaan jenis produk baru juga membuka peluang bertambahnya konsumen baru yang akan berbelanja. Apalagi jika produk tersebut hanya dititipkan di tempatmu saja, hal ini akan membuatmu langsung menjadi distributor produk tadi untuk wilayah tertentu. Mau tidak mau orang-orang hanya dapat membelinya di tempatmu. Kelemahan Sistem Konsinyasi Kerugian Konsinyasi Bagi Pemilik Produk Consignor 1. Resiko tidak laku Jika produk yang dititipkan tidak laku terjual atau sampai kedaluwarsa, maka otomatis yang mengalami kerugian adalah pemilik produk. Karena biaya produksi yang telah dikeluarkan tidak kembali akibat tidak terjualnya produk tersebut. 2. Pemasukan tertunda Pemilik produk belum mendapatkan penghasilan dari produknya, sampai penjual consignee menyetorkan uang hasil penjualannya. 3. Modal mengendap Sebelum produk terjual dan penjual yang menerima titipan produk menyetorkan uang hasil penjualannya, maka modal yang digunakan oleh pemilik produk untuk memproduksi produknya belum berputar. 4. Pemahaman produk consignee kurang Penjual yang menerima titipan produk, belum tentu memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang produk sesuai dengan kriteria yang diinginkan pemilik produk. Akibatnya bisa saja promosi yang dilakukan oleh penjual yang menerima titipan produk tadi kurang tepat. Hal ini bisa berpeluang mencederai brand produk yang dititipkan. Kerugian Konsinyasi Bagi Penjual Penerima Titipan Consignee Bagi penjual yang menerima titipan produk dari pemilik produk, resiko yang dihadapinya hanya jika produk tersebut tidak laku atau lambat penjualannya. Akibat dari produk yang tidak laku akan mengurangi peluang penghasilan yang akan didapat. Sehingga, produk yang dititipkan pun dapat memakan tempat penyimpanan selagi belum terjual. Keuntungan akan Didapat, Jika Semuanya Sesuai Sekalipun sistem konsinyasi dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik pemilik produk maupun penerima titipan produk. Proses pelaksanaannya tetap perlu dilakukan secara teliti. Terutama bagi pemilik produk, perlu kejelian dalam melihat penjual yang akan menerima titipan produknya, sesuai atau tidak dengan karakter produk yang dimilikinya. Demikian juga bagi penjual, agar tidak menerima titipan produk, jika produk yang akan dititipkan tidak sesuai dengan karakter bisnisnya. Baca Juga Artikel Lainnya Punya Rencana Cari Modal Usaha? Baca Ini Dulu!Tingkatkan Efektivitas Komunikasi dan Promosi Bisnis dengan Whatsapp Bisnis Tanpauang kita akan kesulitan dalam bertransaksi di masyarakat, dan ternyata jumlah uang yang beredar pun mempengaruhi kemakmuran masyarakat suatu negara. Standar moneter pada hakekatnya bisa dikategorikan menjadi dua golongan yaitu; standar barang (commodity standard) dan standar kepercayaan (fiat standard). 1. Pengertian Penjualan, Manfaat, dan Jenis-jenisnya Penjualan bisa menjadi salah satu faktor berkembangnya bisnis menjadi lebih besar, begitu juga untuk bisnis yang baru merintis seperti UKM. Menurut Reeve, Warren, dan Durhac pengertian dari penjualan adalah sejumlah total yang dikenakan kepada pelanggan untuk barang dagangan yang dijual, termasuk tunai dan kredit. Penjualan bisa diartikan dengan proses pemenuhan kebutuhan penjual dan pembeli baik secara tunai maupun kredit. Hal ini menjadi salah satu tolak ukur apakah bisnis bisa berjalan lancar atau tidak. Jika aktivitas penjualan memiliki angka yang tinggi, berarti pelanggan banyak yang membutuhkan barang atau jasa yang dijual. Jika yang terjadi adalah kebalikannya, berarti ada kesalahan terhadap produk atau mungkin bisnis tidak menyasar target pasar yang tepat. Maka dari itu, penjualan juga bisa menjadi tolak ukur untuk evaluasi bisnis karena dari informasi ini, bisa diketahui data yang akurat tentang kondisi produk atau jasa terhadap pasar. Ada beberapa jenis penjualan yang perlu diketahui oleh pemilik bisnis agar tetap bisa mempertahankan bisnisnya, seperti berikut Penjualan Tunai, dilaksanakan secara tunai di mana pembayaran dilakukan oleh pembeli secara cash dan selesai dalam satu kali transaksi. Penjualan Kredit, pembayarannya dilakukan dengan cara dicicil dalam rentan waktu tertentu. Jumlah cicilannya disesuaikan dengan berapa lama kredit yang diambil. Biasanya, penjual akan menambahkan bunga untuk setiap cicilan, tetapi ada juga yang tanpa bunga. Tender, dilakukan melalui proses tender dengan mengikuti prosedur yang berlaku. Ketentuannya dibuat sesuai dengan kebutuhan penjual dan pembeli. Ekspor, dilakukan dengan pembeli yang berasal dari luar negeri. Biasanya ini terjadi untuk bisnis yang sudah besar sehingga mudah untuk mendapatkan pembeli yang berasal dari luar negeri. Konsinyasi. Sistem penjualan konsinyasi biasanya melalui pihak ketiga yang mana produk atau jasa yang dijual melewati reseller sebelum sampai kepada pembeli. Grosir, dijual secara eceran melalui pedagang grosir. Manfaat dan Tujuan Penjualan Berikut ini adalah manfaat dari penjualan yang bisa didapat bisnis 1. Mendapatkan Laba Tertentu Penjualan bisa membantu perusahaan mendapatkan laba. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi bisnis. Laba bisa mendatangkan keuntungan yang tinggi untuk bisnis. Sehingga bisnis bisa berkembang lebih pesat dan lancar. Dengan tingginya laba yang didapat dari penjualan, tentunya bisnis akan mendapatkan keuntungan dan juga biaya untuk operasional yang lain. Pengelolaan keuangan yang tepat diperlukan agar laba bisa dialokasikan untuk pengembangan bisnis dengan tepat. 2. Mendapatkan Volume Penjualan Volume penjualan diperlukan bisnis untuk mencapai target yang telah ditentukan. Target ini dibuat agar bisnis bisa terus beroperasi dengan adanya pemasukan dana untuk setiap periode tertentu. 3. Pertumbuhan Bisnis Penjualan yang tinggi akan memudahkan bisnis untuk berkembang dengan pesat. Semakin tinggi angkanya berarti semakin tinggi pula laba dan keuntungan yang didapat oleh perusahaan Dengan besarnya manfaat penjualan untuk bisnis, Anda juga perlu tahu bahwa bisnis akan semakin pesat perkembang dengan pengelolaan keuangan yang baik. Untuk memudahkan Anda mengelola sistem keuangan bisnis, Anda bisa menggunakan software akuntansi online seperti Mekari Jurnal yang dilengkapi fitur pengelolaan keuangan yang komprehensif. Jurnal dapat mempermudah Anda dalam mengelola keuangan bisnis dengan tersedianya berbagai fitur, seperti laporan keuangan, persediaan barang, rekonsiliasi transaksi, termasuk pula pencatatan faktur pembelian dan pembayaran. Dengan menggunakan aplikasi accounting online Jurnal, Anda bisa menghemat biaya, waktu, dan energi karena data keuangan bisnis diproses dengan baik oleh Jurnal. Pada September ini, dapatkan promo diskon hingga 20% dan Cashback mencapai Rp1,5 juta bagi yang berlangganan Jurnal Paket Enterprise+ minimal 24 bulan. Tak hanya itu, Anda juga berhak mendapat diskon 20% dan cashback hingga Rp1 juta jika berlangganan Paket Pro minimal 24 bulan. Untuk info selengkapnya, Anda bisa mengunjungi website Jurnal atau mencoba demo gratis selama 14 hari dengan mengetuk banner di bawah ini. Memilikikekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.200.000.000 per tahun, sedangkan usaha menengah, merupakan usaha yang memiliki kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp.200.000.000 s.d. Rp.) dan Strategi Penjualan Konsinyasi Konsinyasi adalah konsep penjualan produk yang dimulai saat pengiriman barang untuk dititipkan dari pihak consignor / pemilik barang kepada pihak lain yang bertindak sebagai consignee atau biasa disebut agen penjualan. Dalam konsep penjualan konsinyasi, agen penjualan akan yang akan mendapatkan komisi dari produk terjual sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan consignor. Disinilah letak perbedaan penjualan konsinyasi dengan penjualan normal pada umumnya. Pada penjualan normal, kepemilikan barang akan berpindah saat pemilik barang supplier ke pembeli, dalam hal ini pembeli adalah toko retail yang bertindak sebagai agen reseller. Dalam konsep bisnis konsinyasi kepemilikan barang akan berpindah tangan setelah barang tersebut terjual oleh agen penjualan consignee kepada konsumen. Faktor biaya operasional konsinyasi juga berbeda dengan konsep penjualan pada umumnya, dimana seluruh biaya operasional yang terkait dengan produk yang dijual akan ditanggung sepenuhnya oleh consignor karena kepemilikan belum berpindah, maka biaya atas produk dan pendapatan penjualan menjadi kewajiban dan hak dari consignor. Lalu, agen penjualan sebagai consignee hanya akan mendapatkan margin / komisi penjualan atas penjualan barang tersebut. Dalam kerjasama penjualan konsinyasi, ada syarat-syarat dan ketentuan yang harus diikuti agar konsep bisnis ini dapat berjalan dengan baik. Syarat dan bisa terjadi, yaitu Consignor, yaitu pihak yang memiliki produk dan menitipkannya. Consignee, yaitu pihak yang menerima titipan barang dan berkewajiban untuk menjual barang. Produk, yaitu barang atau jasa yang dititipkan oleh pengamanat dan harus dijual oleh komisioner. Kesepakatan Kerjasama, yaitu kesepakatan yang mengatur hak maupun kewajiban antara pihak pengamanat dan pihak komisioner, termasuk juga di dalamnya segala hal yang berkaitan dengan jenis produk, harga jual produk, dan komisi untuk setiap penjualan. Dalam bisnis konsinyasi, consignor harus dapat mencatat setiap pergerakan barang. Mulai dari dikirim hingga terjual oleh consignee. Jika tanpa Standard Operating Procedure SOP yang tepat maka proses penyaluran dan pergerakan barang akan tidak akurat, dan akhirnya bisa saja timbul kerugian karena barang rusak atau hilang. Maka itu, consignor harus memiliki sebuah sistem ERP yang bisa mengotomatiskan aktivitas penjualan konsinyasi. Turboly Cloud ERP diciptakan dengan fitur penjualan konsinyasi tingkat lanjut yang dapat digunakan tidak hanya perusahaan sebagai consignor tapi juga dapat membantu agen penjualan sebagai consignee. Keduanya bisa diintegrasikan dengan baik hingga mendapatkan hasil yang akurat. Baca Juga Biaya Manajemen Persediaan Konsinyasi itu Murah Jangan coba-coba dekati aku lagi!" hardik Diva dengan muka merah padam. Atau bisa juga dengan: Dengan muka yang merah padam Diva menghardik cowok itu agar tidak berusaha lagi mendekatinya. "Aku berharap kita akan selalu bersama selamanya." Ucap perempuan itu. Atau juga bisa, "Aku berharap kita akan selalu bersama, selamanya."
Sistem konsinyasi untuk bisnis Anda Menjalankan bisnis dengan metode konsinyasi kini menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam memulai bisnis Anda. Bisnis dengan sistem ini memerlukan kemampuan Anda untuk bernegosiasi dan menemukan toko yang tepat untuk membantu menaikkan hasil penjualan Anda. Namun, sebelum memulainya Anda dapat memahami 5 hal penting megenai sistem konsinyasi! 1. Pengertian Sistem Konsinyasi Penjualan sistem konsinyasi adalah sebuah sistem transaksi dimana terdapat perjanjian antara kedua belah pihak yang menyatakan mengenai penyerahan produk Anda kepada pemilik toko untuk dijual kepada konsumen dengan harga dan syarat yang akan Anda atur bersama. Biasanya pihak ke-dua atau yang dititipkan akan mendapat komisi bila terjadi penjualan dari produk tersebut. 2. Bagaimana mekanisme penjualan produk jasa dengan sistem konsinyasi? Meskipun sistem konsinyasi ini sudah cukup umum, tapi beberapa orang masih belum begitu paham mengenai mekanisme penjualan dari sistem konsiyasi. Simak cara kerja bisnis konsinyasi berikut ini 1. Siapkan Produk Anda Pertama-tama Anda harus menyiapkan produk yang akan Anda tawarkan lebih dulu, siapkan produk Anda dengan kualitas yang sesuai agar dapat memenuhi ekspektasi pelanggan Anda. Dimulai dari menentukan spesifikasi produk, harga yang bersaing, hingga perhitugan keuntungan 2. Carilah Partner Bisnis atau toko yang Tepat Setelah produk Anda siap, maka Anda bisa memulai untuk mencari toko yang akan bekerja sama dengan Anda, Anda bisa menawarkan pada toko yang sesuai dengan target pasar Anda. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan Seberapa ramai toko tersebut?, dan tipe pengunjung seperti apa? 3. Tentukan Perjanjian Bisnis Antar Kedua pihak Jika Anda telah menemukan toko pilihan untuk bekerja sama dengan Anda, Anda dapat mulai menentukan perjanjian bisnis Anda, seperti pembagian komisi dan jangka waktu yang akan Anda tentukan bersama. 4. Jalankan Bisnis Konsinyasi Anda Terakhir, Anda dapat langsung menjalankan bisnis Anda bila telah menyelesaikan tahap sebelumnya. Anda cukup menjaga perjanjian kerja sama dan kualitas produk Anda. 3. Manfaat Sistem Konsinyasi Pemilik Barang Pemilik Toko Manfaat Sistem Konsinyasi Hemat biaya staffFokus pada pengembangan produk Potensi kerugian terkait pengembangan produk dapat dikurangiVariasi produk bertambah Manfaat Bagi Pihak Pemilik Barang Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa diperoleh bagi pihak pemilik barang jika memanfaatkan sistem penjualan konsinyasi, sebagai berikut a. Menghemat Biaya Penambahan SDM Anda dapat menghemat biaya pelayanan dan SDM bila menggunakan sistem ini, Anda tak perlu merekrut pegawai baru untuk melayani konsumen Anda. b. Lebih Fokus pada Produk Anda dapat lebih fokus pada penyediaan produk, Anda akan lebih leluasa untuk menciptakan inovasi baru pada produk Anda, dengan tanpa terjun langsung pada penjualan dan marketing produk Anda. Manfaat Bagi Pihak Pemilik Toko Adapun manfaat yang diperoleh bagi pihak pemilik barang, sebagai berikut a. Kerugian Relatif Kecil Menggunakan sistem ini akan memberikan risiko kerugian yang relatif kecil. Kemungkinannya hanya pemilik toko tidak mendapatkan komisi jika barang tidak terjual. b. Ragam Produk Bertambah Adanya penitipan-penitipan produk tersebut membantu toko untuk memiliki tambahan ragam produk yang dijual, sehingga toko tidak akan kehabisan stok untuk dijual. 4. Kerugian Sistem Konsinyasi Pemilik Barang Pemilik Toko Kerugian Sistem Konsinyasi Pola pemasaran berpotensi kurang tepatKurang tindak-lanjut terhadap barang yang tidak terjual dalam periode yang lama Potensi kerugian terkait barang hilang atau rusak Kerugian Bagi Pihak Pemilik Barang Beberapa kerugian yang dapat dirasakan oleh pihak pemilik barang, sebagai berikut a. Pemasaran yang Kurang Tepat Strategi pemasaran dapat mempengaruhi hasil penjualan dari produk Anda, bila tidak tepat, maka produk Anda bisa gagal terjual. b. Resiko Kerugian Cukup Rentan Resiko kerugian yang cukup besar dapat menghantui pemilik barang, terutama bila barang gagal terjual, terutama bila produk tertahan untuk waktu yang lama. 2. Kerugian Bagi Pihak Pemilik Toko Pihak Pemilik Toko harus mampu menjaga produk dan memantau stok yang telah dititipkan, pihak pemilik toko harus mampu bertanggung jawab bila ada kehilangan barang atau kerusakan yang terjadi saat barang dititipkan ditoko. 5. 4 Cara yang tepat agar produk bisa laku terjual dalam sistem konsinyasi Berikut beberapa cara dalam menjalankan sistem konsinyasi bagi Pemilik Barang, sebagai berikut Pilihlah Toko atau tempat yang Letaknya Strategis dan Ramai akan Konsumenhal ini bertujuan agar produk Anda dapat menemukan target pasar yang sesuai dan cepat terjual dipasaran. Menjalin Hubungan yang Baik dengan Pemilik TokoAnda juga perlu menjalin hubungan dengan pemilik toko, agar proses kerja sama dpat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat sesuai kesepakatan bersama. Kembangkan Partner BisnisAnda harus mampu menambah toko atau partner bisnis Anda agar penjualan Anda dapat meningkat. Lakukan EvaluasiAnda perlu rutin melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas serta performa penjualan Anda, kritik dan saran akan membawa Anda pada kesuksesan bila Anda memahami setiap kritikan dengan baik. Bila Anda memiliki beragam toko online, Ginee dapat memudahkan pengelolaan produk dan toko Anda secara cepat dan efisien! Ginee adalah solusi All-In-One untuk e-commerce berbasis Cloud yang menyediakan rangkaian lengkap manajemen ritel untuk meningkatkan penjualan dan efisiensi kerja untuk online dan offline. Kamu dapat mencoba gratis 7 Hari Ginee sekarang! Pelajari lebih lanjut di
c konsinyasi, pembayaran konsinyasi berarti barang yang dibeli perusahaan. dibayar setelah barang tersebut berhasil dijual kembali kepada pihak lain oleh. perusahaan. A. Transaksi kredit. Jual beli dengan angsuran adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan. penjualan barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran yang dilakukan Ada berbagai jenis penjualan yang bisa kamu coba apabila baru memulai bisnis, selain dropshipper atau reseller. Salah satunya penjualan konsinyasi. Dikutip dari laman Corporate Finance Institute, penjualan konsinyasi adalah suatu perjanjian perdagangan di mana satu pihak pengirim barang memberikan barang kepada pihak lain penerima barang untuk dijual. Namun, penerima memiliki hak untuk mengembalikan barang yang tidak terjual kembali ke pengirim. Dengan kata lain, penjualan konsinyasi adalah sebuah perjanjian di mana pihak ketiga dipercayakan untuk menjual barang atas nama pemiliknya. Melansir Investopedia, kesepakatan konsinyasi ini dapat dibuat untuk berbagai produk, seperti karya seni, pakaian dan aksesori, hingga buku. Pihak yang menjual barang secara konsinyasi akan menerima sebagian dari keuntungan dalam bentuk biaya tetap atau komisi. Melalui cara ini, kamu dapat menjadi alternatif yang cukup menjanjikan jika ingin menawarkan barang atau jasa dengan waktu fleksibel. Konsinyasi juga dapat jadi pilihan terbaik apabila kamu tidak memiliki toko fisik atau online untuk menjual barang. Baca Juga 8 Cara Berjualan di Marketplace, Sukses Tingkatkan Penjualan! Cara Kerja Penjualan Konsinyasi Foto display produk outdoor. Sumber Dalam penjualan konsinyasi, ada dua pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis, yaitu pengirim dan penerima. Pengirim adalah pihak yang menyediakan barang untuk dijual. Sedangkan penerima merupakan pihak yang akan menjual barang tersebut kepada pelanggan. Pada sistem penjualan ini, pengirim akan menitipkan barang kepada penerima untuk kemudian didistribusikan kepada target pasar. Jika penerima tidak dapat menjual semua barang, mereka dapat mengembalikan barang kepada pengirim. Namun, harus ada batasan waktu tertentu yang disepakati. Selama penerima barang mengembalikan barang yang tidak terjual sebelum tanggal ini, mereka tidak perlu membayarnya. Jadi, hanya pihak pengirim yang akan menanggung risiko dan manfaat atas kepemilikan barang. Sementara penerima barang tersebut tidak diharuskan untuk membayar barang sampai barang benar-benar berhasil terjual. Tidak ada batasan barang apa yang bisa dijual secara konsinyasi. Maka dari itu, barang jenis apapun bisa digunakan dalam transaksi bisnis yang satu ini. Ketika barang berhasil terjual, barulah sang penerima barang bisa memeroleh keuntungan dari hasil penjualan. Besaran keuntungannya sendiri dapat bervariasi. Mulai dari 20-60 persen dari penjualan akhir. Bisa juga bergantung pada seberapa tinggi permintaan dan kualitas barang yang dijual. Baca Juga 7 Strategi Branding yang Bisa Meningkatkan Penjualan Kelebihan Berjualan dengan Konsinyasi Foto pakaian bayi. Sumber Setiap sistem bisnis memiliki plus dan minus masing-masing, tak terkecuali dalam penjualan konsinyasi ini. Dalam beberapa aspek, sistem penjualan dengan konsinyasi dinilai lebih menguntungkan. Lebih lanjut, berikut kelebihan yang diperoleh bagi pengirim dan penerima barang dari penjualan konsinyasi, dikutip dari Indeed. Kelebihan Konsinyasi Bagi Pengirim Barang Menghemat biaya karena tak perlu membuka toko biaya penyimpanan biaya overhead dan infrastruktur waktu karena pemilik barang tak perlu membuat daftar produk yang akan jangkauan pelanggan dan pendapatan bisnis. Kelebihan Konsinyasi Bagi Penerima Barang Mengurangi risiko kerugian jika ada barang yang terjual karena bisa dikembalikan pada berjualan tanpa harus membeli barang dari perlu menyediakan ruang dan biaya untuk menyimpan persediaan konsinyasi biasa dijual dengan harga yang lebih terjangkau sehingga peluang keuntungan lebih besar. Kekurangan Berjualan dengan Konsinyasi Sementara jika dilihat dari sisi kekurangannya, berikut kekurangan berjualan dengan sistem konsinyasi bagi pihak pengirim maupun penerima barang. Kekurangan Konsinyasi Bagi Pengirim Barang Margin keuntungannya cenderung lebih kecil daripada menjual langsung kepada konsumen dan hasilnya harus dibagi dengan penerima tanggung jawab penuh ketika ada barang yang tidak menumpuk jika ada banyak barang yang dikembalikan oleh kerugian besar mengintai apabila barang terpaksa dibuang karena tak kunjung terjual. Kekurangan Konsinyasi Bagi Penerima Barang Ketergantungan ketersediaan pada pengirim barang karena tidak bisa memproduksi produk yang diperoleh cenderung lebih kecil dibandingkan berjualan mandiri langsung pada bisa diperoleh dengan waktu tunggu yang tidak pasti, tergantung pada pengirim untuk mengembalikan barang apabila tidak berhasil cermat dalam mengelola persediaan barang yang terkadang menjadi tantangan dalam berbisnis. Baca Juga Intip 8 Cara Menarik Pelanggan agar Tertarik dan Penjualan Meningkat Tips Bisnis dengan Cara Penjualan Konsinyasi Foto rak boneka di toko mainan. Sumber Apabila kamu tertarik untuk berbisnis dengan sistem penjualan konsinyasi karena cocok bagi pemula dan berisiko rendah, yuk terapkan tips suksesnya berikut ini 1. Perhatikan Perjanjian yang Dibuat Sebelum memutuskan untuk menggunakan sistem penjualan konsinyasi, pastikan kamu telah memehatikan kontrak atau perjanjian yang dibuat. Jangan sampai kontrak yang disepakati tersebut merugikan salah satu pihak, baik itu pengirim atau pun penerima barang. Cermatilah setiap hal yang dibahas dalam perjanjian. Mulai dari seberapa banyak presentase keuntungan yang akan didapatkan dari hasil penjualan, tenggat waktu pengembalian barang yang tak terjual, dan lain sebagainya. Pastikan semua ketentuan tersebut dibuat secara tertulis dan disetujui dari masing-masing pihak. Jadi, bisa dijadikan bukti dan pertanggungjawaban di mata hukum apabila ada hal-hal yang terindikasi sebagai pelanggaran kode etik bisnis. Apabila ada ketentuan dalam kontrak bisnis yang tidak sesuai, jangan ragu untuk diskusi dan melakukan negosiasi. Jika tak juga disepakati, jangan berkecil hati dan berusahalah dengan menemukan tempat lain. 2. Miliki Product Knowledge yang Mendalam Ketika kamu memutuskan berbisnis dengan sistem apapun termasuk penjualan konsinyasi, pastikan untuk selalu memiliki pengetahuan produk yang baik. Ketahui apa jenis barang yang akan dijual, beserta manfaat, cara penggunaan, hingga penyimpananya. Selain itu, periksalah kembali apakah barang yang diterima dari pengirim benar-benar berkualitas sesuai dengan kesepakatan. Dengan begitu, kamu bisa mengajukan komplain atau pengembalian barang kepada pihak pengirim. Ketahui juga apakah ada peraturan atau perlakuan khusus atas produk yang dititipkan oleh pengirim kepada penerima barang. Misalnya jaminan asuransi untuk produk-produk yang berharga, serta keamanan yang cukup untuk melindungi barang kamu dari risiko kerusakan dan kehilangan. Baca Juga 3 Tips Lakukan Hard Selling Marketing agar Penjualan Meningkat 3. Tawarkan Produk ke Toko yang Sesuai Bagi kamu yang ingin berjualan dengan sistem konsinyasi, perlu untuk memerhatikan pihak penerima barang secara cermat. Jangan sembarangan dalam menitipkan barang untuk dijual karena hal ini cukup berisiko merugikan. Hal utama yang harus kamu perhatikan, yaitu pastikan produk ditawarkan kepada pemilik toko yang sesuai. Misalnya jika kamu ingin menjual produk khusus olahraga, maka toko alat kebugaran bisa menjadi pilihan tepat dibandingkan menawarkan barang kepada toko yang menjual barang-barang umum. Jadi, kamu akan lebih mudah menjangkau target pasar karena pemilihan tokonya lebih spesifik dan sesuai dengan jenis produk yang dijual. 4. Pastikan Display Produk di Tempat Strategis Sebelum membuat kesepakatan kerja sama dengan pemilik toko yang akan kamu titipkan produk, pastikan untuk memeriksa display atau tempat penjualan barang. Pilihlah toko yang memungkinkan produkmu diletakkan pada tempat-tempat strategis. Jadi, akan lebih mudah untuk ditemui oleh calon pelanggan. Coba diskusikan dengan pemilik toko apakah memungkinkan bagi mereka untuk meletakkan barang-barang titipan kamu di tempat yang banyak dilalui pengunjung. Jangan sampai produkmu gagal terjual karena peletakkan display yang tidak terjangkau pelanggan. Baca Juga 5 Strategi Positioning Produk untuk Meningkatkan Penjualan Itu dia penjelasan mengenai penjualan konsinyasi yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat!
Perpresini menentukan tiga kriteria bagi suatu kegiatan untuk dapat dikategorikan sebagai kepentingan umum yaitu: (1) dilakukan oleh pemerintah; (2) dimiliki oleh pemerintah serta (3) tidak digunakan untuk mencari keuntungan. Bagaimanakah pelaksanaan tugas Panitia Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum di
Konsinyasi adalah hubungan kerjasama penjualan antara distributor penjualan barang dengan pemilik barang. Dimana pemilik barang bakal memasukkan barang ketoko peyalur penjualan guna didisplay supaya bisa disaksikan dan dibeli oleh calon pembeli, dan pemilik toko akan menunaikan sejumlah nilai nominal netto dari barang yang terjual dengan peraturan yang sudah disepakati. Penjualan konsinyasi tidak jarang dikenal juga sebagai titip jual. Berikut proses pengamalan transaksi penjualan konsinyasi pada toko skala besar Sebelum pemilik produk menanam produk ditoko, Awalnya akan dilaksanakan pembicaraan terlebih dahulu tentang tempat guna mendisplay produk pada lokasi toko dan hal-hal lain yang di anggap perlu. Pemilik barang bakal memasang big wall tidak mesti, Rak dan sarasi lainnya untuk menyokong penjualan produk ditoko. Pemilik barang bakal mempersiapkan SPG untuk mengurus segala sesuatu yang bersangkutan dengan kegiatan penjualan produk ditoko. Gaji SPG ditanggung pemilik dari barang yang menanam SPG tersebut. Setelah poin 1, 2 dan 3 dilaksanakan, Kemudian pemilik barang bakal mengirim barang guna didispaly pada temapt yang telah ditentukan untuk dipasarkan kepada pengunjung toko. Disini peranan SPG dan sokongan dari pihak toko paling sangat diperlukan. Setelah terjadi penjualan dalam perhitungan satu bulan, dan biasanya perhitungan dalam bulan dan bukan perhitungan jumlah hari. Misal mulai dimulai tgl 7 Oktober, Pembayaran kesatu yang dilaksanakan atas penjualan tanggal 7 Oktober hingga dengan tanggal 31 Oktober. Dan pembayaran kedua, selanjutnya atas penjualan dalam satu bulan penuh. Pertimbangan pihak toko maupun pemasok memilih memakai penjualan Konsinyasi Bagi pihak toko Penjualan konsinyasi resikonya lebih kecil, Karena produk yang dikirim adalah produk titipan dari pemilik barang. Dan dari segi ongkos tenaga kerja penjualan dicounter pun kan lebih sedikit, Karena pemilik produk sudah menempatkan SPG dengan ongkos gaji dikeluarkan oleh pemilik produk. Bagi pihak pemilik produk Penjualan konsinyasi menyerahkan keleluasaan untuk pemilik barang dalam menata barang. Dan dengan adanya SPG yang akan mengerjakan pelaporan penjualan masing-masing bulan, Pemilik produk dapat mengevaluasi keberhasilan produk dipasaran. Sehingga akan dapat menilai strategi yang tepat dan cocok situasi pasar ketika itu. Tips Menjalankan Sistem Penjualan Konsinyasi Sebagai langkah mula untuk memperkenalkan produk ke pasaran, sistem yang seperti ini biasa dilakukan supaya pihak toko mau untuk menjualkan produk Anda untuk konsumen secara langsung, sebab sebuah produk baru seringkali masih belum mempunyai pangsa pasar yang jelas yang seringkali menimbulkan keraguan semua pemilik toko andai harus membelinya secara langsung dari semua pengusaha. Akan tetapi, andai Anda adalah salah satu pemilik produk yang berniat untuk mengerjakan konsinyasi penjualan, maka hendaknya selektif menciptakan ketentuan supaya produk bisa laku terjual. Untuk menyokong hal tersebut, inilah sejumlah tips yang dapat dilakukan merupakan Pilih toko yang strategis dan ramai pembeli dengan harapan bahwa produk Anda gampang terkenal dan terjual dengan mudah. Selalu mengerjakan pengecekan secara rutin, khususnya untuk produk-produk yang mempunyai masa kadaluarsa semacam makanan dan minuman. Dengan rutin mengerjakan pengecekan, maka Anda bakal terhindar dari bisa jadi produk kadaluarsa yang terbeli yang dapat memunculkan kerugian dan image negatif terhadap produk. Jalin hubungan baik dengan pemilik toko. Tawarkan margin deviden yang unik dan hadiah pada pemilik toko jika dapat mengerjakan penjualan dengan jumlah maksimal. Dengan teknik ini diinginkan pemilik toko menawarkan produk Anda terlebih dahulu untuk konsumen dan menjadikannya pilihan utama di masing-masing penjualan. Anda sedang mencari software akuntansi yang dapat membantu anda dalam menjalankan konsinyasi dengan mudah dan cepat ? Key Accounting & Management Software adalah pilihan yang tepat untuk anda. Pasalnya pembayaran Desember yang diterima PDDS adalah hasil penjualan konsinyasi November. ''Penurunannya mungkin akan terlihat di bulan Januari mendatang,'' ujarnya. Terjun ke dunia bisnis mungkin adalah cita-cita kaum milenial di zaman sekarang. Dengan mendapatkan keuntungan dari bisnis yang dijalankan tentu akan lebih besar dibandingan sekedar pendapatan pasif yang hanya didapat melalui bekerja dengan orang lain bukan? Penjualan konsinyasi adalah salah satu solusi yang bisa mengatasi masalah-masalah perbisnisan. Kendala bisnis yang pasti sering dialami seperti, modal yang belum memadai, belum menemukan partner bisnis yang tepat, dan keraguan akan kurangnya kemampuan mengenalkan dan mengkomersilkan produk yang akan ditawarkan bisa diselesaikan dengan penjualan konsinyasi. Lalu sebenarnya, penjualan konsinyasi adalah apa? Simak penjelasannya di artikel ini. Baca juga Apa Itu Sistem Konsinyasi? 5 Hal Penting Mengenai Sistem Konsinyasi yang Wajib Kamu Tahu! Apa yang Dimaksud dengan Penjualan Konsinyasi? Mungkin masih banyak yang belum mendengar tentang materi penjualan konsinyasi, pasti kita bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan konsinyasi pengadilan itu sendiri. Pengertian konsinyasi itu sendiri adalah menitipkan suatu barang dari si pemilik barang tersebut kepada pihak kedua yaitu penjual tujuannya agar barang tersebut untuk dijual. Sistem konsinyasi dikenal dengan nama “Consignment”. Baca juga Contoh Surat Konsinyasi dan 3 Tips Hal yang Harus Diperhatikan Karakteristik Penjualan Konsinyasi Setelah mengetahui pengertian dari penjualan konsinyasi, kita juga perlu mengetahui beberapa karakteristik penjualan konsinyasi, karakteristiknya adalah sebagai berikut Hak milik atas barang masih berada pada pemilik barang consignor, sehingga barang-barang konsinyasi akan disusun sebagai persediaan oleh pemilik barang. Barang konsinyasi tidak dimasukkan dan tidak diperhitungkan sebagai persediaan oleh pihak komisioner. Pihak pemilik barang consignor berkewajiban sepenuhnya terhadap semua biaya yang berkaitan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner menjualnya kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan bagi pihak yang bersangkutan. Distribusi barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak bisa dipakai sebagai kriteria untuk mengakui bertambahnya pendapatan, baik bagi pemilik barang maupun bagi komisioner sampai saat barang dijual kepada pihak ketiga yaitu konsumen. Komisioner dalam pelaksanaan melakukan penjualan mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keutuhan barang-barang konsinyasi yang sudah diterimanya. Sehingga, kemampuan dan sikap yang bertanggung jawab harus dijalankan sampai dengan terjualnya barang konsinyasi kepada pihak ketiga. Contoh Penjualan Konsinyasi Contoh penjualan sistem konsinyasi brainly yang laris manis adalah sektor baju dan sepatu olahraga, seperti Supreme, Diadora, Nike, dll. Merk-merk tersebut agak sulit ditemukan yang original di Indonesia sehingga kamu harus mencarinya di e-commerce luar negeri. Jika ada penjual konsinyasi produk tersebut, akan sangat laris di tanah air dalam beberapa tahun ke depan. Bagaimana Penjualan dengan Sistem Konsinyasi? Pihak kedua yakni si penjual komisioner yang akan menjual produk dari pihak pertama yaitu pemilik barang consignor yang akan dititip jual. Consignor adalah pihak yang menawarkan atau memberi barang/produk kepada penjual komisioner untuk dititip jual. Nantinya, besaran harga dan keuntungan yang didapatkan akan berdasarkan dari ketetapan masing-masing pihak atau dari kesepakatan kedua belah pihak, misalnya berupa sistem bagi hasil, atau penjual dapat menetapkan harga baru untuk produk yang akan dijual. Pihak kedua atau penjual bisa mendapatkan keuntungan dengan menetapkan penjualan diatas harga yang ditetapkan oleh pihak pertama dengan besaran sekian persen. Bisnis konsinyasi cukup subur di Indonesia, dimana sebagian besar di sektor baju, sepatu, dan sektor makanan dan minuman. Apa Perbedaan Penjualan Biasa dengan Penjualan Konsinyasi? Perbedaannya yaitu pada penjualan biasa, biasanya hak milik barang telah sepenuhnya di tangan penjual. Setelah barang konsinyasi telah dikirim oleh pihak distributor kepada penjual, sedangkan pada penjualan konsinyasi hak milik barang tetap berada di pihak pertama. Hak milik dikatakan telah berpindah alokasi jika barang telah terjual oleh komisioner kepada pihak lainnya dalam hal biaya operasional yang berkaitan dengan barang yang dijual. Dalam transaksi penjualan seperti biasanya, segala biaya operasional yang berhubungan dengan barang yang dijual ditanggung oleh pihak penjual. Perlu diketahui bahwa, dalam model bisnis konsinyasi semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi tetap akan ditanggung oleh pihak pertama yaitu si pemilik barang. Pihak penjual tidak akan terlalu fokus bahwa produk yang dititip jual belikan harus memiliki target penjualan berapa per hari atau dalam sebulannya memiliki target yang harus terjual. Apakah Alasan Komisioner Menerima Perjanjian Konsinyasi? Perjanjian dalam pengertian penjualan konsinyasi adalah bentuk kerja sama. Sistem kerjasama ini melibatkan kedua belah pihak yang saling berkaitan dalam perjanjian penjualan barang. Dimana manfaat konsinyasi dalam hal ini salah satu pihak merupakan pemilik barang dan pihak lainnya merupakan penjual. Pemilik barang yang menitipkan barang dagangan disebut dengan konsinyor. Komisioner menerima perjanjian karena ada faktor pertimbangan yang sifatnya bisa menguntungkan komisioner. Misalnya, beban risiko kerugian tidak ada dan ketersediaan barang barang yang tidak terjual atau melewati kadaluarsa, rusak, sehingga opsi lain seperti menurunkan harga jualnya, atau bisa dikembalikan kepada pemiliknya. Komisioner hanya cukup menyediakan modal cukup tempat yang dibutuhkan untuk menjual barang dari si pemilik dan keuntungan akan bisa diperoleh dengan perjanjian konsinyasi. Selain itu, komisioner dalam menerima perjanjian memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya. Apa Keuntungan dan Kerugian Sistem Konsinyasi? Ada beberapa keuntungan dalam melakukan model bisnis konsinyasi sebagai berikut Produk yang dipasarkan bisa lebih luas pada toko yang sudah memiliki pelanggan tetap. Menghemat biaya modal sehingga komisioner bisa lebih fokus dalam mengelola kualitas produk sendiri. Produk kerjasama sistem konsinyasi dijual tanpa perlu mengeluarkan modal biaya. Komisioner lebih fokus terhadap pengembangan dan kualitas produk yang akan dipasarkannya. Jika barang tidak laku atau rusak maka komisioner tidak akan menanggung dan mengalami kerugian atas produk tersebut. bertambahnya barang atau produk konsinyasi akan membuat penjual menambah jumlah barang yang dijual dalam etalase tokonya. Kerugian sistem penjualan konsinyasi sebagai berikut Risiko kerugian yang mungkin disebabkan jika salah dalam memilih mitra kerja sama komisioner. Jika komisioner yang kamu pilih mampu menjual produk dengan baik atau produk tersebut kurang laku, maka Anda dapat mengalami kerugian. Terkadang produk penjualan konsinyasi, biasanya komisioner tidak akan mempromosikan produk Anda. Sistem pembayaran yang bukan harian, ada yang mengikuti sistem pembayaran dari penjual biasanya per minggu atau per bulan, tergantung dengan apa yang sudah disepakati. Kesimpulan Model bisnis konsinyasi atau metode penjualan titipan sudah sangat umum terjadi pada masa ini, terutama kalangan menengah ke bawah. Berbagai toko hingga warung kecil yang menjual barang titipan dari pemilik produk, contohnya makanan dan minuman yang dibuat sendiri oleh pemilik produk biasanya berasal dari industri rumahan. Jika kita lihat dari sisi kelebihan dan keuntungan yang ditawarkan model bisnis konsinyasi, berminatkah kamu untuk mencobanya? Adakah resiko dari bisnis konsinyasi? Bisa jelaskan resiko menggunakan konsinyasi? Dengan demikian, jangan lupa untuk tetap mempertimbangkan segala faktor resiko kelemahannya juga sebelum mencoba usaha jenis ini. Semoga kamu dapat mengoptimalkan bisnis konsinyasi ini dengan berbagai cara yang tepat, termasuk melakukan pertimbangan terhadap lokasi toko dan kinerja penyalur. Selain itu, usahakan untuk selalu menjalin komunikasi yang baik dengan mitra bisnis kamu agar model bisnis konsinyasi dapat meraih sukses. Ginee Omnichannel Model bisnis yang bisa Anda terapkan ketika berjualan di marketplace bisa dalam bentuk apa saja, yang penting Anda bisa mengelola bisnis Anda dengan baik dan benar. Mengalami kendala mengelola online shop Anda? Gak usah khawatir! Ginee Omnichannel hadir untuk Anda. Kenapa harus pakai Ginee? Gini, lho, di Ginee Indonesia ada banyak fitur-fitur bermanfaat yang bisa Anda gunakan seperti Ginee Ads. Kalau Anda pasang iklan di banyak platform digital, Ginee Ads bakal membantu Anda mengurus akun-akun iklan Anda biar efektivitas iklan bisa meningkat. Yuk, daftar Ginee sekarang dan dapatkan free trial 7 hari full! Ginee Indonesia, Tool Bisnis Online Paling Kredibel Punya kesulitan mengelola toko online yang terdaftar di berbagai marketplace? No worries, Ginee Indonesia hadir untuk Anda! Ginee adalah sistem bisnis berbasis Omnichannel Cloud yang menyediakan berbagai fitur andalan lengkap guna mempermudah pengelolaan semua toko online yang Anda miliki hanya dalam satu platform saja!Fitur dari Ginee beragam, lho! mulai dari manajemen produk, laporan penjualan, Ginee WMS, yang artinya Anda dapat mengelola manajemen pergudangan dengan lebih mudah, Ginee Chat yang memungkinkan Anda mengelola chat pelanggan dari berbagai platform, hingga Ginee Ads untuk kelola semua iklanmu di berbagai platform. Yuk, daftar Ginee Indonesia sekarang FREE! Mengelola pesanan dan stok untuk semua toko online AndaUpdate secara otomatis pesanan dan stokMengelola stok produk yang terjual cepat dengan mudahMemproses pesanan dan pengiriman dalam satu sistemMengelola penjualan dengan sistem manajemen digitalMembership dan database pelanggan secara menyeluruhPrediksi bisnis dengan Fitur Analisa Bisnis di GineeMemantau laporan dengan menyesuaikan data, keuntungan, dan laporan pelanggan FixPenjualan Konsinyasi. Rudy Semiawan. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 32 Full PDFs related to this paper. Read Paper. Fix Penjualan Konsinyasi. Maksimalkan Bisnis dengan Sistem Penjualan Konsinyasi Beli putus adalah? Bagaimana cara maksimalkan bisnis dengan sistem penjualan konsinyasi? Blog Mekari Jurnal disini akan mengulasnya dengan lengkap. Ada banyak macam-macam bentuk kerja sama dalam dunia bisnis, salah satunya adalah penjualan konsinyasi. Metode penjualan ini merupakan perjanjian antara dua pihak. Salah satu pihak disebut sebagai pemilik barang yang menyerahkan barangnya ke pihak tertentu untuk menjualnya, lalu akan mendapatkan komisi tertentu. Pihak pemilik barang biasa disebut dengan consignor, sedangkan pihak yang menjual barang disebut consignee. Metode penjualan konsinyasi sebenarnya sudah banyak dilakukan. Seperti di bidang makanan, elektronik dan bidang usaha lainnya. Beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa banyak pelaku bisnis menerapkan sistem penjualan konsinyasi. Coba Fitur Laporan Keuangan dan Bisnis Aplikasi Jurnal untuk Keputusan Bisnis Lebih Cepat dan Akurat! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Dengan membaca tulisan topik sistem penjualan konsinyasi ini anda akan bisa mejawab beberapa pertanyaan seperti Sebutkan bentuk kegiatan penjualan dalam perjanjian konsinyasi? Contoh penjualan sistem konsinyasi? Dalam penjualan dengan sistem konsinyasi ada prosedur sistem berjalan yaitu? Sistem pemasaran dengan cara menitipkan produk atau barang ke toko atau warung yang pembayarannya dilakukan setelah barang laku terjual dinamkan sistem pemasaran apa? Untuk mengetahui hal tersebut, Anda perlu paham lebih lanjut mengenai sistem penjualan konsinyasi. Berikut beberapa rangkuman mengenai penjualan konsinyasi yang dapat Anda ketahui. 1. Apa Itu Penjualan Konsinyasi? Sistem penjualan konsinyasi atau biasa disebut penjualan titipan, hingga kini masih terjadi di masyarakat sekitar kita. Sistem konsinyasi adalah salah satu skema bisnis yang memiliki kelebihan sendiri dibandingkan dengan beli-putus. Penjualan beli-putus adalah pembeli membeli barang dagangan dari penjual dan seluruh risiko terkait barang langsung pindah ke pembeli. Baik penjualan yang dilakukan dengan cash atau kredit. Ada beberapa hal yang terjadi dalam pembelian beli-putus, sebagai berikut. Retur penjualan. Kewajiban kontinjensi contingency. Saat ada kewajiban konstruktif yang terjadi atas sebuah kejadian sehingga perusahaan harus membayar sejumlah uang pada konsumen. Garansi, di mana ketika barang yang dijual tidak jadi dibeli oleh pembeli karena cacat atau rusak. Maka perusahaan memiliki kewajiban untuk membeli kembali barang tersebut refund. Biasanya, beberapa bisnis menggunakan skema penjualan titipan atau sistem penjualan konsinyasi adalah sebagai berikut. Produk makanan titip jual di supermarket. Produk makanan titip jual di warung atau toko klontong. Surat kabar atau majalah yang dititip jualkan di loper atau agen koran. Buku-buku oleh penerbit titip jual di toko buku atau gerai. Produk obat-obatan titip jual di apotek. Baca Juga Kelebihan dan Kekurangannya Penjualan Dengan Sistem Konsinyasi 2. Contoh Akuntansi dalam Penjualan Konsinyasi Sistem akuntansi atau pencatatan dari semua transaksi dalam penjualan konsinyasi digolongkan dalam beberapa hal, yaitu a. Pencatatan Terselesaikan Dengan Tuntas Jika perjanjian selesai, pihak pemilik barang akan menyusun laporan keuangan pada akhir periode akuntansi. Maka, prosedur pencatatan dan pos-pos jurnal yang dibuat oleh konsinyor berdasarkan atas pengiriman, penjualan, pembayaran barang, dan penyelesaian keuangan oleh pihak penjual consignee pada pemilik barang consignor, sebagai berikut Penjualan oleh pihak konsinyi Seperti penjualan biasa, konsinyi mencatat penjualan konsinyasi. Masing-masing disertai dengan ayat jurnal untuk mencatat beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor. Beban yang dikeluarkan meliputi, barang-barang yang dijual, perkiraan pembelian atau perkiraan harga pokok penjualan didebet dan perkiraan pihak konsinyor dikredit. Baca Juga Memilih Syarat Pembayaran yang Tepat Komisi atau laba yang harus diterima bagi pihak konsinyi Pendapatan atas penjualan konsinyi akan tergambar dalam laba kotor pihak konsinyi atas ayat jurnal yang dibuat. Maka, pihak konsinyi tidak perlu lagi membuat jurnal untuk komisi atau laba atas penjualannya. Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi Konsinyi mencatat pembayaran pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan kas. Pastikan Anda Sudah Pakai Jurnal By Mekari! Software Akuntansi Online Terpercaya! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Pencatatan buku konsinyor jika transaksi konsinyor diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa Pada laporan laba rugi, saldo rekening pengiriman barang-barang dikurangkan dari jumlah yang tersedia untuk dijual dalam bentuk besarkan HPP reguler. Jurnal tetap dibuat meskipun tidak ada barang yang terjual hingga akhir tahun buku yang bersangkutan. Pencatatan buku konsinyi jika transaksi konsinyi diselenggarakan terpisah dari transaksi perjalanan biasa. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang dengan memorandum dalam buku harian atau dalam buku sendiri yang diselenggarakan untuk penyerahan barang kepada konsinyi. Beban konsinyi yang harus ditetapkan pada konsinyasi akan dijurnal sebagai berikut konsinyasi masuk Rp xx, kas Rp xx Penjualan oleh pihak konsinyi akan dijurnal sebagai berikut kas Rp xx, konsinyasi masuk Rp xx Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi konsinyi akan di jurnal sebagai berikut konsinyasi masuk Rp xx, komisi atas penjualan konsinyasi Rp xx Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi akan dijurnal sebagai berikut konsinyasi masuk Rp xx, kas Rp xx b. Pencatatan Tidak Terselesaikan Dengan Tuntas Apabila pihak konsinyor perlu menyusun laporan keuangan pada akhir periode akuntansi, namun jangka waktu perjanjian masih berlangsung. Maka diperlukan penyesuaian terhadap barang yang terkait pada sebagian produk belum selesai dengan tuntas hingga akhir periode. Baca juga  Pencatatan Akuntansi Dalam Perusahaan Konsinyasi yang Harus Anda Ketahui! 3. Tips Menjalankan Sistem Penjualan Konsinyasi Sistem penjualan ini adalah langkah tetap untuk mengenalkan produk ke pasaran. Hal ini dilakukan agar pihak toko bersedia menjualkan produk Anda ke konsumen secara langsung. Karena biasanya produk baru belum memiliki pasar yang jelas. Maka hal tersebut akan menimbulkan keraguan pemilik toko jika harus membeli secara langsung dari pemilik pengusaha. Jika Anda pemilik produk tertarik untuk melakukan penjualan konsinyasi, maka Anda perlu selektif dalam membuat ketentuan agar produk laku terjual. Berikut tips yang bisa Anda lakukan. Pilih toko strategis yang ramai pembeli, diharapkan bisa membawa produk kita mudah terkenal dan terjual Menjalin relasi baik dengan pemilik toko. Anda dapat menawarkan margin dengan keuntungan yang menarik dan hadiah untuk pemilik toko jika melakukan penjualan dengan jumlah maksimal. Diharapkan cara tersebut, pemilik toko bisa menawarkan produk Anda terlebih dahulu kepada konsumen dan menjadikannya alternatif utama pada setiap penjualan. Rutin melakukan pengecekan, terutama pada produk yang memiliki masa kedaluwarsa seperti makanan dan minuman. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan produk kedaluwarsa terbeli, karena bisa menimbulkan kerugian dan citra buruk terhadap produk. Baca Juga Langkah-langkah dan Cara Membuat Pembukuan Keuangan Sederhana 4. Kekurangan dan Kelebihan Penjualan Konsinyasi Sistem penjualan konsinyasi memiliki beberapa kekurangan yang perlu Anda ketahui, yaitu a. Kekurangan Bagi Pihak Pemilik Produk Consignor Kekurangan sistem penjualan konsinyasi bagi pihak pemilik produk adalah sebagai berikut. Rentan Kerugian Kelemahan dari sistem ini adalah resiko kerugiannya cukup besar. Karena tidak semua penjual consignee mengetahui cara promosi barang yang handal. Akhirnya produk tertahan di tangan konsinyi dalam waktu yang lama. Maka, sebelum Anda melakukan kesepakatan konsinyasi, pelajari kualitas konsinyi lebih dulu. Jangan mudah percaya. Strategi Pemasaran Kurang Tepat Tidak semua strategi yang dilakukan konsinyi berjalan lancar. Hal ini terjadi, karena jika rencana pemasaran produk oleh konsinyi tidak sesuai dengan rencana yang direncanakan konsinyor. Baca Juga Ketahui Beda Harga Pokok Penjualan VS Harga Jual b. Kekurangan Pihak Penjual Produk Consignee Kekurangan sistem penjualan konsinyasi bagi pihak penjual produk adalah sebagai berikut Hilang Maka Terjual Sebagai pihak penjual, Anda harus menjaga barang dengan benar dan rutin melakukan pemantauan stok. Karena, biasanya dalam perjanjian kesepakatan kehilangan produk adalah tanggung jawab penjual. Maka, pemilik produk akan tetap menagih sebagai barang yang laku terjual. c. Kelebihan Bagi Pihak Pemilik Produk Consignor Kelebihan sistem penjualan konsinyasi bagi pemilik produk. Memiliki Perhatian Khusus untuk Produksi Dengan adanya sistem ini, perusahaan bisa fokus pada penyediaan produk. Karena, untuk pemasaran, penjualan juga pelayanan sudah ditangani oleh konsinyi pihak penjual. Hal ini akan membuat pemilik produk fokus untuk meningkatkan kualitas produknya. Mempermudah Strategi Marketing dan Irit Biaya Pihak pemilik barang akan merasa diuntungkan terkait promosi produk dengan adanya perjanjian tersebut. Pasaran yang dijangkau semakin luas tergantung jaringan yang dimiliki penjual produk. Selain itu, pihak pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya promo. Karena, promo sudah menjadi tugas pihak yang diserahi tanggung jawab untuk menjual barang. Bebas Biaya Pelayanan dan Penambahan SDM Sebagai pemilik produk sistem ini dapat menghemat Sumber Daya Manusia serta biaya pelayanan. Karena, pihak konsinyor tidak perlu merekrut pegawai baru untuk menjual produknya. Selain itu, konsinyor juga tidak perlu melayani konsumen secara langsung, hal ini akan meminimalkan biaya layanan usaha. Baca Juga Apa yang Dimaksud Harga Pokok Penjualan HPP d. Kelebihan Bagi Penjual Produk Consignee. Begini kelebihan sistem penjualan konsinyasi bagi penjual produk. Stok Produk di Toko Bertambah Penjual tidak lagi kekurangan stok bertambah jika menggunakan sistem ini. Karena, produk secara rutin dikirim oleh pihak konsinyor. Untuk memenuhi etalase toko, penjual tidak perlu mengeluarkan modal, karena penjual bukan pemesan barang, melainkan hanya menjualkan. Mendapatkan Profit tanpa Modal Penjual tidak perlu lagi biaya produksi, karena tugas konsinyi menjual produk. Biaya produksi dikeluarkan oleh perusahaan konsinyor sebagai pihak pemilik barang. Walaupun tanpa mengeluarkan modal produksi, penjual tetap mendapatkan komisi dari konsinyor jika melakukan penjualan produk konsinyor. Kerugian Relatif Kecil Kelebihan dari sistem ini untuk penjual produk adalah risiko rugi yang sangat kecil. Hal terburuk yang harus dihadapi pada sistem ini yaitu barang tidak laku, maka pendapatannya berkurang. Karena, metode pada sistem ini konsinyi mendapat komisi apabila barang laku terjual. Namun, jika barang tidak laku atau rusak tentu komisi tidak akan diberikan. Untuk memudahkan Anda dalam menjalankan bisnis dengan sistem penjualan konsinyasi, maka Anda perlu juga laporan keuangan yang akurat dan juga aplikasi inventory berbasis web untuk melakukan kontrol terhadap produk. Mekari Jurnal Hadirkan Fitur Software Akuntansi Terlengkap di Indonesia! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Dengan menggunakan Jurnal Anda dapat melakukan pencatatan transaksi hingga laporan keuangan dengan mudah. Jurnal merupakan software akuntansi online yang dapat membantu kebutuhan akuntansi bisnis Anda. Sekarang anda akan bisa mejawab beberapa pertanyaan seperti Sebutkan bentuk kegiatan penjualan dalam perjanjian konsinyasi? Contoh penjualan sistem konsinyasi? Dalam penjualan dengan sistem konsinyasi ada prosedur sistem berjalan yaitu? Sistem pemasaran dengan cara menitipkan produk atau barang ke toko atau warung yang pembayarannya dilakukan setelah barang laku terjual dinamkan sistem pemasaran apa? Semoga informasi aplikasi stok barang maupun aplikasi penjualan ini bisa berguna untuk Anda yang memerlukannya. .
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/882
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/194
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/591
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/634
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/806
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/8
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/692
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/610
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/70
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/150
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/137
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/930
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/561
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/239
  • 7ozu68o0pe.pages.dev/101
  • bagaimanakah kriteria penjualan bisa dikategorikan konsinyasi